Awalnya saya sendiri tidak begitu tertarik dengan siaran yang sedang Bapak dengarkan, yang tertangkap oleh telinga saya adalah suara gamelan dan nyanyian sinden (penyanyi dalam bahasa sunda). Lama-kelamaan terdengar juga suara sang dalang yang sedang memainkan wayang saat itu Gatotkaca sedang berhadapan dengan Denawa di Alas Pringgadina Cala (hutan belantara versi sang dalang). Disimak-simak ternyata ada juga persamaan dengan dongeng enteng pasosore yang menjadi kesenangan saya waktu itu, hanya saja tokoh-tokohnya sangat asing ditelinga saya. Yang pertamakali saya ingat adalah tokoh Bima dan Gatotkaca yang ternyata anak dan bapak yang menjadi pembela kebenaran dan sama-sama sakti.
Itulah awalnya saya kenal dengan wayang tepatnya wayang golek, ternyata memang saat itu hampir tiap malam minggu RRI Cirebon selalu mengadakan pertunjukan wayang golek secara langsung di halamannya dan me-relay-nya melalui gelombang radio sehingga bisa dinikmati pula oleh orang-orang yang senang wayang tetapi tempantnya jauh dari RRI Cirebon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan beri komentar dan terima kasih atas pertisipasi Anda.